Posted by: genetika21 | 28 December 2010

Rabies Bunuh 35 Orang di Sumut

Seputar Indonesia, 28 Desember 2010

MEDAN(SINDO)—Kasus gigitan anjing pada manusia di Sumatera Utara yang terdata sepanjang Januari- November 2010 mencapai 3.070 kali.Sebanyak 35 korban dinyatakan tewas akibat positif diserang virus rabies yang ditularkan gigitan itu.
”Kasus gigitan anjing ini berpotensi hampir merata di seluruh kabupaten/ kota di Sumut,” kata Kepala Seksi (Kasi) Pencegahan Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang (P3BD) Dinas Kesehatan Sumatera Utara Sukarni di Medan, kemarin. Sukarni menambahkan, kasus kematian positif rabies paling banyak didapati di Nias. Jumlah korban tewas mencapai 20 penderita. “Sebelumnya,Nias merupakan daerah bebas rabies.Namun beberapa waktu lalu di daerah tersebut terjadi KLB kematian penderita, termasuk Kepala Dinas Kesehatan Nias Utara.Umumnya, penderita positif rabies ini tidak akan bertahan, kesemuanya meninggal,” sebutnya.

Saat ini lanjutnya,Dinas Peternakan sedang menangani eliminasi terhadap hewan, khususnya anjing. Dengan adanya upaya yang dilakukan diharapkan kasus gigitan akan berkurang, termasuk angka kematiannya. “Tugas kami hanya dalam pengobatan penderita dengan pemberian vaksin antirabies (VAR),” bebernya. Menurutnya, ketersediaan VAR di Dinkes Sumut mencukupi, yaitu sebanyak 700 kur. Untuk meminimalisasi gigitan anjing dan rabies di Sumut, dia mengimbau kepada Dinas Kesehatan kabupaten/ kota tetap melakukan surveilance dan melakukan koordinasi dengan lintas sektor, seperti dengan Dinas Peternakan dan Pemkab setempat. Selain itu,mereka juga berharap agar pemkab dan pemko mengalokasikan dana untuk penyediaan VAR sekitar 60% dari kebutuhan.

“Kalau buferstok di tempat kita hanya tersedia 20%. Itu pun, kami juga menganggarkan melalui APBD Sumut sebanyak 700 kur,”sebutnya. Sukarni memperkirakan, Dinkes Sumut membuat estimasi gigitan anjing pada 2011mencapai 4.500 kasus. Untuk itu, seluruh kabupaten/ kota diharapkan agar mendirikan rabies center. “Dengan adanya rabies center ini, mereka dapat memantau masing- masing daerahnya,seluruh laporan pendataannya juga terpantau,” ujarnya. Sebelumnya, Direktur Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang Kementerian Kesehatan Rita Kusriastuti menyebutkan, sembilan provinsi masih bebas dari ancaman rabies, yakni Bangka Belitung, Kepri, DKI Jakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Nusa Tenggara Barat,Papua Barat, dan Papua.

Sementara itu, hingga Juli 2010,sekitar 24 provinsi yang telah melaporkan terjadinya kasus rabies berujung pada kematian. ”Provinsi Bali merupakan yang paling tinggi dan mengkhawatirkan. Kami sudah memikirkannya dan melakukan tindakan-tindakan agar pada tahun-tahun mendatang Bali bebas rabies,”ujar Rita. (eko agustyo fb)

 


Leave a comment

Categories